Kamu boleh menyebutku jahat. Menyebutku lelaki yang tak berperasaan. Namun percayalah bahwa perpisahan ini adalah yang terbaik bagi kita, bagi hatimu dan hatiku.
Ketika cinta tak lagi terasa, maka hanya ada luka yang tertuai. Aku tak mengatakan bahwa aku tak lagi mencintaimu, hanya saja cinta itu tak lagi sama. Sebab aku masih mencintaimu, aku tak ingin cintaku ini melukaimu; melukai harapanmu yang tak lagi sama dengan harapanku.
"Aku tak memintamu untuk memaafkanku." Suaraku terdengar samar dengan rintikan hujan. Kubelai lembut rambutmu yang sudah basah. "Hanya saja, aku pikir ini waktu yang tepat untuk kita berpisah." Kubelai pelan wajahnya yang sudah sembab oleh hujan yang mengalir dari kedua bola matanya.
Sore ini, aku menjadi lelaki terjahat yang membiarkan airmata menghujani wajah seorang wanita. "Maafkan aku bila ini melukai hatimu," ucapku berbisik seraya meninggalkan kekasihku. Aku mengigit bibir bawahku, menahan getir yang timbul di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar